SEMUA tentang WakTu

Pada akhirnya...
semua
akan jadi masa lalu,

kemarin, hari ini, esok atau lusa.

Wednesday, February 10, 2010

Belum ada judul (Bukan lagunya Iwan Fals)

Wednesday, 05 August 2009 at 17:58

Hari ini aku lagi kumat, kumat malesnya. Masih ada beberapa deadline yang menunggu, tapi kubiarkan saja. Malah sibuk ngomentarin status orang di facebook. And you see, I write this. Actually, I'm not kind of person who like studying a lot. Buatku motto " pursue only goals that you can enjoy the journey" betul2 membekam di hati. Jadinya aku tidak mau memaksakan diri mengerjakan sesuatu yang aku gak enjoy menjalaninya. Tapi, tetap saja ada konsekuensi untuk sebuah pilihan. Tapi begitulah hidup. Masih ingat iklan yang sering muncul di tahun 2004, "bahwa hidup haruslah ditempuh". Iklan itu pemicu utama semangatku untuk terus hidup.

Melanjutkan master di Jepang, tak seperti yang aku pikirkan, tidak ada schedule padat yang bikin kita stres, tidak ada Prof. killer yang memaksa kita untuk harus bikin report tiap saat, tidak ada eksperimen overtime, tidak ada lembur kalo kita tidak menginginkannya, tidak ada jam masuk Lab., everything was so fun until the end of the last semester.. :) Tapi, tetap saja menyenangkan karena sempat punya banyak waktu untuk travelling atau sekedar santai.

Memasuki PhD, dari awal semester udah mulai disibukkan dengan pilihan mata kuliah (ups masih ada 1 tugas belum disubmit..:( ), eksperimen yang harus dipikirin sendiri, paper2 yang harus dibaca klo lo pengen bisa nulis, eksperimen yang gagal lagi gagal lagi. Bener-bener PhD (Permanent head damage). Sometimes, I wonder, can I graduate in time? Pertanyaan itu bikin tambah stres aja. Balik lagi, itu adalah konsekuensi untuk sebuah pilihan.

Obsesi utamaku ngambil PhD adalah karena aku pengen melihat dunia lebih luas. Caranya menghadiri conference, akibatnya harus ada paper yang bisa di submit untuk mengikuti conference, yang berarti more works. Itu konsekuensinya, aku sadar betul.
Obsesi yang lain adalah hanya memenuhi cita2 masa kecil, waktu SD, aku pernah baca potongan koran yg berisi tentang tes masuk UI yang harus bisa Bhs Inggris, sejak itu aku seneng belajar Bhs Inggris, meskipun ga pernah ngomong n ga bagus juga, dan aku jadi punya pikiran bahwa suatu saat aku harus masuk ITB, UI atau UGM. Then, I got ITB. Lalu, waktu SMU, ikut psikotes yang diadakan sekolah menjelang pemilihan jurusan IPA, IPS, atau bahasa, disitu ada keterangan bahwa aku punya harapan untuk bisa sekolah sampai S3. Dan, meskipun tidak terlalu terobsesi, tapi sempet terlintas di kepala, gw harus kuliah ampe S3 nih. Dan sekarang aku di sini.

Dulu aku melihat temen2 ITB-ku yg pada cerdas2, maklum kemampuanku rata2, yang bisa dapat beasiswa ke luar negeri, eropa, Jepang. Sempet terlintas bisa ngga ya, aku sekolah di luar negeri. Kata temenku. aku pernah ngomong ke dia bahwa suatu saat aku harus ke luar negeri. Dan dia surprised aku bisa mewujudkannya.

Aku pernah ikut tour sama rombongan kakakku, waktu itu ke Langkawi, Malaysia, Genting highland, KL dan sekitarnya, trus mereka merencanakan untuk tour lagi ke Thailand, aku sedih juga ga bisa ikut karena waktu itu aku udah di Jepang. Dalam hatiku sempet terlintas, suatu saat aku harus nyampe Thailand. Dan aku dapet tawaran penelitian dan conference di Thailand selama sebulan di 2 kota, Bangkok dan Khonkaen.

Apakah itu cuma kebetulan atau kekuatan sebuah impian?

Kalo itu itu sebuah kebetulan. Terima kasih sekali untuk kebetulan yang indah. Kalo itu adalah kekuatan sebuah mimpi, hari ini aku akan bermimpi lagi, berkunjung ke Montreal, kota terbesar kedua di Canada.
We'll see, apakah itu akan terwujud?

Tapi aku masih punya mimpi yang lain euy, mengunjungi Korsel, tour ke Eropa dan menikah tahun depan. Hahaha.... Banyak sekali mimpinya..

No comments: