SEMUA tentang WakTu

Pada akhirnya...
semua
akan jadi masa lalu,

kemarin, hari ini, esok atau lusa.

Wednesday, February 10, 2010

Sedikit cerita tak menyenangkan dari Bangkok

Monday, 31 August 2009 at 19:02

Tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan Bangkok sebagai tempat tujuan wisata atau menetap. Kalo udah baca tulisanku sebelumnya, mungkin sudah punya gambaran betapa menariknya Bangkok.

Memasuki minggu ke empat fase menetap di Bangkok, aku sampai pada kesimpulan perjalanan wisata itu tidak boleh lebih panjang dari 2 minggu. Berbagai jenis makanan yang tadinya mengundang selera, mulai terasa hambar, temple-temple yang tadinya terlihat menarik mulai menjadi datar. Pada akhirnya, rumahlah tempat ternyaman untuk ditinggali. Dimanakah rumah itu? Buatku untuk saat ini, di dunia ini ada dua tempat yang bisa kusebut rumah, Bengkalisku dan Ube, sebuah kota kecil di Utara Honshu, Jepang. Di kedua tempat itulah aku merasa bisa hidup dengan rasa tenang dan nyaman.

Hal yang membuatku merasa tidak nyaman di Bangkok adalah karena sulit menemukan makanan halal, tambahan lagi di bulan ramadhan, terpaksa sahur dengan sereal, susu atau roti. Pernah suatu hari, makan di sekitar kampus, di sekitar meja, anjing berseliweran, bayangkan, masih mending di Jepang, anjingnya sangat bersih dan lucu, di Bangkok anjingnya kucel dan kotor. Sebenernya ada beberapa wilayah di Bangkok yang banyak ditinggali kaum muslim, tetapi rada jauh dari tempat aku menetap, tambahan lagi aku gak familiar dengan masakan Thai sehingga tidak tau pasti mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak. Beda kalau di Jepang, udah cukup tahu situasinya, dan terutama biasanya kita masak sendiri. Guest house yang aku tempatin di Bangkok tidak menyediakan dapur untuk memasak.
Hal kedua adalah bahasa, capek juga tiap hari cuman bisa ngomong pake bahasa Inggris atau Jepang dengan senseiku, klo di Jepang banyak anak2 Indonesia, jadi bisa ngomong Bahasa Indonesia. Tambahan lagi, mau belanja, atau mau kemana2 susah bgt kalo kita ga tau nyebutinnya dalam bahasa Thai. Jadi ya repot bgt. Belum lagi schedule yang padat.

Jadi, buat temen2 yang sempet komen betapa asyiknya rani jalan2 dari Jepang sampai Bangkok. Ingatlah bahwa I did it with consequences. Begitupun di Jepang, di Indonesia, kemanapun kita pergi, mampir di suatu tempat, bisa jajan dengan nyaman, bakso, soto, sate, dsb. Di sini kita harus mikir, ini boleh dimakan gak ya, ini ada alkoholnya gak ya, ini ada porknya gak ya. Repot bukan?

Sebagai tambahan informasi mengenai penderitaanku selama di Bangkok, minggu pertama alergiku kumat dengan sangat parahnya karena tiap hari makan seafood. Hampir tiap minggu aku menderita mules, sakit kepala, mual, bahkan sampai muntah. Hayoo, ada yang masih semangat mo keliling2?

Akan tetapi, insyaallah fase Bangkok ini akan berakhir segera. Kalo panjang umur, tanggal 5 pagi aku akan melanjutkan perjalanan Ke Kuala Lumpur, Melaka dan akhirnya rumah.

No comments: