SEMUA tentang WakTu

Pada akhirnya...
semua
akan jadi masa lalu,

kemarin, hari ini, esok atau lusa.

Wednesday, February 10, 2010

Sedikit cerita dari Thailand

Hari pertama

8 Agustus 2009, 15:05 pm, waktu Thailand. Hari pertama saat keluar dari pesawat, denger seseorang ngomong ke temannya, "welcome to Thailand, The Land of Thai jin (in Japanese, jin means people, so they call Indonesia Jin, Thai jin, Amerika jin to refer the Indonesian, Thai, and american)". Menurut ku cukup menarik, Thailand, land-nya orang Thai.
Temen2 ku yang orang Thai sangat bangga sama negaranya, konon mereka tidak pernah dijajah, dan sampai saat ini mereka punya raja yang mereka cintai.

Keluar dari tempat pengambilan bagasi, aku mulai merasakan nuansa Indonesia, manusia yang sangat ramai berseliweran sekitar pintu keluar Bandara Suvarnabhumi (pronounce:suvanabhum). Tak lama menunggu, mobil jemputan dari Kasetsart University-pun tiba, ternyata Kasetsart Univ. termasuk leading University in Thailand, umurnya sekitar 70 tahun (Chulalangkorn Univ sekitar 90 tahun), dan kampusnya sangat luas.

Belum habis jetlag, udah langsung ke Lab, ngeberesin barang2 Lab, makan malam bareng di sebuah restoran, trus temen Thailand-ku ngajakin nongkrong tempat anak2 muda Bangkok ngumpul, di satu area, ada cafe terbuka dengan live music, tapi ada pub-nya juga, sebenernya sih rada males, masih capek ngangkutin barang2 Lab, tapi mengingat temen, ya ikut juga. Di hari pertama ini aku melihat berbagai macam tipe orang Thai, gay, lesbian, open type, close type, make over type, dsb. Sangat menarik, tempatnya sih cukup asyik buat nongkrong malam mingguan, tapi buat yang muda2, klo yang tua2 kayak kita gini, mendingan di rumahlah. Hehehe...

Hari kedua
9 Agustus 2009. Hari kedua dimulai dengan orientasi kampus (biar serasa mahasiswa baru), salah seorang teman memperkenalkan kantin2 kampus yang menyediakan makanan halal. Untungnya mereka cukup familiar dengan islam, karena daerah selatan Thailand mayoritas penduduknya muslim, walaupun dibandingkan dengan jumlah total penduduknya tetap minoritas (4.6%), di Kasetsart sendiri mereka punya club muslim. Jadi sepertinya gak ada masalah dalam menghadapi ramadhan nanti.

Berikutnya mereka menjelaskan cara menggunakan bus kota dari kampus ke shopping centre dan pusat kota. Sekilas bus kota di Bangkok tidak jauh berbeda dengan metromini dan bus kota di Jakarta, klo beruntung anda bisa duduk kalo lagi apes silakan berdiri, bedanya mereka lebih teratur dalam tempat perhentian bus. Bus kota hanya berhenti di halte. Aku ngga ngikutin perkembangan bus kota di Jakarta, tapi seingetku sih, bus bisa distop di mana2, selain halte. Yang menariknya lagi, keneknya membawa kentongan dari besi, tapi bukan sembarang kentongan, kentongannya berisi gulungan tiket yang menunjukkan berapa ongkos yang harus kita bayar. Kita harus menyebutkan ke daerah mana kita ingin pergi dan kenek atau kondektur (kenek =kondektur???) akan memberikan tiket mini dan kita bisa membayar sesuai harga tertera. Pelajaran no 1, siapkan coin atau uang receh, dan pastikan anda tau nama tempat yang anda tuju.

Tujuan kali ini adalah BTS station, Mo Chit, dari sini kita bisa naik sky train, semacam kereta layang, atau MRT (subway, chikatetsu (Japan), atau kereta bawah tanah) menuju ke pusat kota Bangkok dan beberapa tempat. Di stasiun kita bisa melihat rute tujuan sky train atau MRT dan menyesuaikan harganya dengan yang tertera di papan informasi. Di tempat penukaran coin anda juga bisa mendapatkan BTS map. Dibandingkan dengan Jakarta, setauku Jakarta baru punya busway, yang sistemnya agak mirip, kalo di Bangkok sudah punya sky train dan subway, meskipun hanya tidak mencakup semua area, tetapi cukup untuk menjangkau pusat kota Bangkok.Bagaimana pun masih tidak bisa dibandingkan dengan Jepang, transportasi di Jepang mencakup hampir semua area, entah itu subway, busway, shinkansen (kereta super cepat) atau ferry. Uniknya di Bangkok, untuk sky train, tiketnya berupa kartu, sementara untuk MRT berupa magnetic coin berwarna hitam, kalo di Jepang hanya menggunakan kartu.

Kalo dilihat tata kotanya, tidak berbeda jauh dengan Jakarta, rasanya Jakarta lebih penuh dengan gedung2 bertingkat dibandingkan Bangkok. Kalo dilihat macetnya, mungkin sebandinglah. Berada di Bangkok menimbulkan perasaan kangen dengan suasana Jakarta, serasa berada di Jakarta, bedanya, ngga bisa membaca tulisan Thailand dan gak bisa membeli makanan/jajanan sembarangan. Aku memuaskan rasa kangenku pada tropical fruit dengan membeli rambutan (ngo), manggis (mangkut), dan lengkeng (lupa euy), dan menyimpannya di kulkas. Meskipun durian monthong bertebaran dimana2, aku masih belum tertarik untuk mencicipinya. Satu hal lagi yang menimbulkan perasaan miris melihat kesamaan antara Bangkok dan kota2 besar di Indonesia adalah keberadaan pengemis2 jalanan, pengamen dan keharusan untuk waspada terhadap copet di tengah keramaian yang mengindikasikan masih tingginya tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial masyarakat.

Hari ketiga
Senin, 10 Agustus 2009. Pagi ini mulai ramai dengan mahasiswa2 ganteng dan mahasiswi2 cantik khas Thailand dengan seragam putih hitamnya. Univ.2 di Thailand mewajibkan mahasiswanya memakai seragam tersebut, hanya graduate student yang bebas dari seragam. Kalo dipikir2 asyik juga, gak perlu pusing mikirin besok pake baju apa ya? Kegiatan hari ini dimulai dengan perjalanan ke Chulalangkorn Univ. untuk mengambil beberapa alat yang sensei titipkan di sana. Chulalangkorn adalah universitas pertama di Thailand dan letaknya persis di pusat kota. Kegiatan dilanjutkan dengan setting alat Lab. yang kita bawa berat2 dari Lab di Yamaguchi Univ. Makan siang di kantin kampus hanya menghabiskan sekitar 25-30 bath per porsi (setara 70-90 yen atau Rp. 7000-10000), plus jus buah sekitar 15 Bath. Setelah kerjaan selesai, kita diundang makan oleh Dr. Pit bersama anggota Lab-nya di restoran seafood, sepertinya Thailand sangat kaya dengan berbagai jenis ikan, udang, kerang dan masakan Thailand sangat lezat dan menarik, cenderung spicy, sayang ga bisa hapal namanya, selain Tomyam, hehe. Pokoknya, tastenya masih bisa diterima oleh kebanyakan orang Indonesia.

Hari keempat
Selasa, 11 Agustus 2009. Penelitian percobaan dimulai dengan pengambilan sampel air dari kanal di sekitar Kasetsart, dilanjutkan dengan eksperimen berikutnya. Sore ini sensei mengundang nona-nona chulalangkorn yang menjadi partner kerja tahun lalu makan2 di restoran di atas atap (ookujo), nama restorannya Lamoon. Sangat menarik memperhatikan keramaian kota Bangkok dari ketinggian (haha, ga tinggi-tinggi amat sih, cuman 3 lantai, yang tinggi mah gedung sebelahnya, hotel century). Lagi-lagi seafood, tapi kali ini dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati century park menuju century dept. store, di sana kita makan es krim beraneka rasa (swensen, swensen... di Indonesia juga byk :). Di perjalanan, temen Thai ku mengingatkanku untuk berhati2 menyeberang jalan karena temen Jepangku sepertinya ketakutan menyeberang jalan, dan aku cuman bilang, Don`t worry, I`m Indonesian, I`ve been trained well to cross this heavy road:).

Hari kelima
Rabu, 12 Agustus 2009. Pengambilan sampel yang sebenarnya dimulai, aku lebih berfungsi sebagai kameraman, meskipun amatiran, untungnya lokasi pengambilan sampel kali ini berada di sekitar Sungai chao phraya yang di sekitarnya banyak terdapat temple2 yang cantik. Daerah ini banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara. Jadi itung2annya kerja sambil cuci mata. Oia, hari ini adalah hari ulang tahun Queen of Thailand yang mereka peringati sebagai hari Ibu, dimana2 dipajang foto sang ibu suri.

Sorenya nyobain naik bus lagi ke Kampus ke Central dept. store sebelum stasiun mo chit. Di sana nyobain Vietnamese Cuisine sama sensei n rekan kerja, ada semacam nasi ramas yg wadahnya buah kelapa muda dan nenas yang isinya dikerok, sangat atraktif, dan mereka juga menyajikan berbagai macam dessert yang terbuat dari sagu. Jadi kepikiran, kenapa kita tidak mencoba mempopulerkan makanan dari sagu ya. Itu bisa jadi daya tarik sendiri buat Bengkalis, karena selain papua tidak banyak daerah penghasil sagu. Di sepanjang dinding restoran ini, terdapat lukisan pohon2 hijau dan berbuah, tiap pohon dilengkapi dengan kata2 mutiara,umumnya bertemakan green life, mungkin owner-nya adalah environmentalist, sama kayak gw, hehe. Beberapa kalimat yang sempet kubaca diantaranya
"The best time to plant a tree is 20 years ago, another best time is now" (pepatah cina)
"Someone`s sitting in a shade today because someone planted a tree a long time ago (Warrent Buffet)
"Life without love like a tree without blossom" (Kahlil Gibran)
"Though a tree grows so high, a falling leaves return to the root" (Malay Proverb)
"Keep a green tree in your heart and perhaps a singing bird will come" (Chinese Proverb)
dsb... dsb..

Setelah makan (ini kok jadi wisata kuliner), aku menyempatkan diri windows shopping. Dept. store ini juga ada kios murahnya di lantai2 bawah, jadi klo pingin barang yg rada bermerk, kita bisa menemukan dilantai2 atas. Dept store ini sepertinya bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah.

Hari keenam
Kamis, 13 Agustus 2009. Setelah kerjaan selesai (bagian kerjaan diskip aja). Sensei ngajakin makan malam di Restoran Cina di daerah Phrom Phong, persis di jalan keluar dari stasiun BTS Phrom Phong. Bermacam2 makanan tersedia, mungkin yang paling populer adalah peking duck, but, I don`t recommend anyone especially for moslem to go there since I`m not sure about halal or not, jadinya aku cuman makan sayur, hehe, mendadak vegetarian. Yang menariknya, dari sana sensei ngajakin kita menelusuri jalan di sekitar Phrom Phong tersebut, aku ga tau persis nama jalannya, yang pasti ada Novotel Hotel, di sepanjang jalan terdapat pub2, night club, restoran yang di depannya dipajang cewe2 berbaju minim, mungkin sebagai penarik. Tempat yang kami tuju adalah sebuah tempat pijat tradisional, konon Thai Massage terkenal sampai mancanegara, tempat yang kami kunjungi ini, menurut cerita senseiku banyak dikunjungin orang Jepang, dan ternyata karyawan2 tukang pijatnya bersertifikat, sertifikatnya berjejer di dinding resepsionis. Dan tukang pijatnya ini sudah berumur, berseragam dan jauh dari kesan seksi, pokoknya emak2 bertenaga baja. Ada 2 jenis pijatan, foot massage dan body massage. Selain tempat ini, di sekitarnya juga banyak tempat pijat dengan berbagai iklan, aroma terapi, dsb, dan aku gak tau persis di dalamnya seperti apa.

Hari ke-7,8 intinya sampling, ngelab, makan...:)
Hari ke 9
Hari ini Minggu, 16 Agustus 2009, Libur. Kita udah janjian dengan temen2 dari chulalangkorn, ketemuan di grand palace. Salah satu tempat yang menurutku wajib untuk dikunjungi. Untuk orang Thai tiket masuknya gratis, tapi untu wisatawan mancanegara harus membayar 350 bath. Sedikit aneh karenan ternyata 350 Bath itu termasuk tiket masuk untuk 2 tempat wisata lainnya, yang letaknya ngga bisa dibilang tetanggaan, jadi kalo kita hanya ingin mengunjungi grand palace aja, it is better to make sure kalo kita cuman mo beli tiket grand palace aja. Banyak hal menarik di grand palace, search di internet aja ya, klo mo tau detailnya.

Tempat berikutnya adalah Vinanmek Mansion.

No comments: